Kepiting Bakau (Scylla serrata)




Halo lagi bagi semua pembaca blog ini, saya minta maaf karena banyak pekerjaan jadi sedikit update isi blog ini, maklum akhir tahun dan awal tahun rutin jadi kesibukan saya dan teman - teman yang lain juga pastinya he..he.. ngak apa lah sedikit intro untuk pembuka update entri blog di tahun yang baru ini. jadi entri kali ini saya berikan artikel tentang Kepiting Bakau kebetulan di tempat saya sekarang ( Tarakan ) banyak kepiting bakau yang merupakan salah satu komoditi Ekspor atau Domestik jadi kalau ada yang mau pesan silahkan hubungi saya saja. Mungkin ada yang tidak tahu atau ingin kenal lebih, berikut ini sedikit saya ulas mengenai kepiting bakau yang diambil dari berbagai sumber.

Kepiting adalah binatang anggota crustasea berkaki sepuluh dari upabangsa (infraordo) Brachyura, yang dikenal mempunyai "ekor" yang sangat pendek (bahasa Yunani: brachy = pendek, ura = ekor), atau yang perutnya (abdomen) sama sekali tersembunyi di bawah dada (thorax). Tubuh kepiting dilindungi oleh kerangka luar yang sangat keras, tersusun dari kitin, Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki, sepasang yang pertama dimodifikasi menjadi sepasang capit sebagai alat untuk menangkap makanan dan sekaligus sebagai senjata dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda

Kepiting sama seperti jenis hewan crustasea lainya yaitu tumbuh dengan cara molting atau ganti kulit. Dan seperti organisme perairan lainnya, pertumbuhan kepiting hanya dapat terjadi apabila terdapat kelebihan energi setelah energi yang dikonsumsi dikurangi dengan kebutuhan energi untuk berbagai aktivitas. Dengan demikian, partumbuhan kepiting akan semakin meningkat apabila energi bersihnya semakin meningkat atau energi yang dimetabolisme tetap atau semakin menurun. Adanya perubahan lingkungan akan berpengaruh terhadap besaran energi yang dikonsumsi, seperti contoh perubahan salinitas, konsentrasi oksigen terlarut, suhu, cahaya, status makanan dan karbondioksida.

Kepiting terdapat di semua samudera dunia dan ada bermacam - macam jenisnya, ada yang hidup di air asin ( laut ), ada pula kepiting air tawar dan darat, khususnya di wilayah-wilayah tropis dan ada juga kepiting yang hidup di percampuran air asin dan tawar yang disebut payau seperti di hutan mangrove yaitu Kepiting Bakau. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan satu-satunya spesies dari famili Portunidea yang memiliki assosiasi yang dekat dengan lingkungan mangrove/hutan bakau, sehingga dikenal dengan nama kepiting bakau atau mud crab.

Jenis kepiting ini disenangi masyarakat karena bernilai gizi tinggi yakni mengandung berbagai nutrien penting bagi kehidupan dan kesehatan. Meskipun mengandung kholesterol, makanan ini rendah kandungan lemak jenuh, merupakan sumber Niacin, Folate, dan Potassium yang baik, dan merupakan sumber protein, Vitamin B12, Phosphorous, Zinc, Copper, dan Selenium yang sangat baik. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker dan pengrusakan kromosom, juga meningkatkan daya tahan terhadap infeksi virus dan bakteri. Untuk kepiting lunak/soka, selain tidak repot memakannya karena kulitnya tidak perlu disisihkan, nilai nutrisinya juga lebih tinggi, terutama kandungan chitosan dan karotenoid yang biasanya banyak terdapat pada kulit.

0 komentar:

Posting Komentar

Loading
Twitter Facebook